Selasa, 28 Mei 2013

Naskah Pidato tentang Perpustakaan Mencerdaskan masyarakat



Salam Anak Galam,
Kali ini siswa SMAN-3 Selat Kab.Kapuas ingin berbagi pengalaman dalam lomba pidato di kantor perpustakaan, Arsip, Dokumentasi Kab.KAPUAS tahun 2013.
Alhamdulilah Naskah ini berhasil meraih juara ke-2 dalam lomba tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsN_uVPeUF2dv6MqT6RlKn6RVqBOyf8fbjE7pyDSW2cVKLtEDOL-CNv1CVjFLP3q_LMASj8oOGqDdnfq9ZkflBMfgxf4tBGryWesc77ZzH-kPb8AsmjNizHYsKEWdUgYGAf2FCfyhYITNH/s1600/960190_157728961075945_2024203779_n.jpg
Pidato ini ditunjukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang ingin membudayakan kegiatan membaca dan mengembangkan perpustakaan di daerahnya.
Keyword : Pidato, Perpustakaan, budaya membaca, membaca, pendidikan, lomba pidato, perpustakaan mencerdaskan masyarakat, naskah pidato

CEKIDOT
_____________________________________________________________________________
Tingkatkan Budaya Membaca dengan Mengunjungi Perpustakaan

Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Kepala kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumen Kabupaten Kapuas, yang terhormat dewan juri lomba pidato tingkat SMA/MA se-kabupaten Kapuas. Dan yang berbahagia, teman-teman peserta lomba pidato tingkat SMA/MA se-kabupaten Kapuas.
Pertama-tama marilah kita  memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka Lomba Pidato tingkat SMA/MA se-kabupaten Kapuas tahun 2013 dengan keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah pidato dengan judul “Tingkatkan Budaya Membaca dengan Mengunjungi Perpustakaan”.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, kegiatan membaca merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan cakrawala ilmu pengetahuan dan tingkat intelektualitas seseorang. Dengan membaca kita dapat memperoleh beragam manfaat, seperti peningkatan konsentrasi, peningkatan daya ingat, terbangunnya kepercayaan diri, berkembangnya kreatifitas diri, dan masih banyak lagi manfaat yang dapat kita peroleh dari kegiatan membaca.  Dengan membaca, wawasan dan pola pemikiran akan berubah tajam yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas diri secara optimal.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Sehubungan dengan manfaatnya yang berlimpah, kegiatan membaca adalah salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan masyarakat. Bagi orang-orang yang cinta akan membaca misalnya kaum intelektual, membaca merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi setiap harinya. Bagi mereka, membaca merupakan nasi yang wajib disantap setiap hari. Inilah persepsi dari masyarakat yang tingkat kecerdasannya tergolong tinggi, yang selalu menganggap kegiatan membaca merupakan bagian dari dirinya. Orang-orang seperti ini selalu menganggap bahwa setiap waktu yang kosong haruslah diisi dengan membaca.
Ya! Karena membaca memang dapat dilakukkan di mana saja. Namun bagi mereka, ada satu tempat yang mereka anggap dan jadikan sebagai pusat kegiatan membaca, yaitu perpustakaan. Bagi mereka, perpustakaan merupakan ladang emas yang harus digali pada setiap kesempatan yang ada. Dengan menggunakkan alat yang disebut “membaca”.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Perpustakaan memang merupakan pusat kegiatan membaca. Perpustakaan memainkan peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Perpustakaan memberikan kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Bahkan di lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan dianggap sebagai jantung pendidikan.
Ya! memang tak salah jika ada istilah bila “perpustakaan merupakan jantung pendidikan”. Memang, mendapatkan informasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja seperti menggunakan fasilitas internet, siaran televisi, siaran radio, surat kabar, dan lain sebagainya. Namun, semua sumber informasi tersebut hanya bersifat sementara. Artinya, ketika mengakses atau menerima informasi dari televisi atau radio yang kita lakukan hanya melihat dan mendengar saja. Begitu juga surat kabar, kita hanya sekedar membaca hal-hal yang penting saja setelah itu surat kabar tersebut menjadi alas tempat duduk, pembungkus makanan, atau hanya dibuang begitu saja. Begitu juga dengan menggunakan fasilitas internet mungkin kita hanya melihat informasi yang terbaru saja yang kita anggap penting.
Tetapi jika kita berkunjung ke perpustakaan, bermacam-macam informasi tentang ilmu pengetahuan bisa kita dapatkan. Mulai dari informasi yang sudah lama beredar hingga informasi terkini yang baru saja beredar. Itulah salah satunya kelebihan perpustakaan, yang mempertegas kedudukannya sebagai pusat kegiatan membaca.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kegiatan membaca dapat meningkatkan kecerdasan masyarakat, tentu Perpustakaan sebagai pusat kegiatan membaca memiliki peranan yang besar dalam peningkatan minat baca masyarakat, peningkatan pola pikir, dan tingkat kecerdasan masyarakat itu sendiri.  Hal ini dapat terlihat pada masyarakat di negara-negara maju, misalnya saja Jepang. Masyarakat Jepang rata-rata ber-IQ tinggi dan hampir tidak ditemukan lagi yang buta huruf. Dan yang lebih mengejutkan lagi, murid-murid SMA di Jepang memiliki skore di bidang matematika dan sains lebih tinggi daripada murid-murid SMA di Amerika Serikat. Ini bisa terjadi tidak lepas dari kebijakan pemerintah Jepang pada tahun 1945 yang secara serius mencanangkan program pemberantasan buta huruf dan buta teknologi serta pengembangan perpustakaan di negara tersebut. Keberhasilan kebijakan pemerintah Jepang yang hasilnya dapat dilihat sekarang, juga tidak lepas dari dukungan masyarakat Jepang untuk bangkit dari keterpurukan setalah perang dunia ke-2.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Dengan satu fakta itu saja, kita bisa melihat bagaimana pengaruh pengembangan pendidikan dan perpustakaan yang dilakukan secara serius dapat menghasilkan masyarakat yang cerdas dan negara yang kuat di bidang pendidikan maupun ekonomi. Lalu bagaimana dengan masyarakat kita.  Menurut data dari OECD di tahun 2009, budaya membaca di kalangan masyarakat Indonesia menempati urutan terbawah dari 52 negara di kawasan Asia Timur. Kemudian, tingkat buta huruf di kalangan masyarakat Indonesia mencapai 10 %.
Data-data ini menunjukan bahwa kecintaaan masyarakat Indonesia akan membaca tergolong masih sangat rendah, jauh di bawah negara-negara tetangga kita. Tentu jika minat membaca masyarakat Indonesia rendah, praktis tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke perpustakaan juga rendah. Bahkan menurut sebuah survei, tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke perpustakaan hanya berkisar 10-20% dari jumlah penduduk yang ada sekarang.  Presentase ini sungguh jauh di bawah negara maju yang tingkat kunjungan masyarakatnya ke perpustakaan mencapai 70%-80%.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Miris memang melihat keadaan negeri yang kita cintai ini begitu tertinggal dari negara lainnya. Miris melihat masyarakat kita yang masih terkebalakang dari masyarakat di luar negeri khususnya masyarakat di negara maju. Kemudian, apakah kita hanya berdiam diri saja melihat kondisi seperti ini? Apakah kita hanya meratapi nasib tanpa berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan ini?
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Pemerintah telah memberlakukan UU no. 43 tahun 2007 yang mengatur penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Selain menjadi sumber hukum, UU ini juga dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Dengan diberlakukannya Undang-undang ini, telah terlihat bahwa pemerintahan kita mulai serius membenahi masalah minimnya budaya membaca di kalangan masyarakat Indonesia dan masalah-masalah yang menyelimuti dunia perpustakaan Indonesia. Lalu, apakah kita hanya menonton saja sepak terjang pemerintah ini dan hanya berharap jika kebijakan pemerintah ini akan berhasil?
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Kita sebagai masyarakat Indonesia. Kita sebagai salah satu bagian dari negara ini, tentu memiliki tanggung jawab yang sama untuk memajukan negara ini, menjadikan negara ini negara yang besar, negara yang cerdas, negara yang masyarakatnya mampu untuk bersaing dengan masyarakat di negara-negara lain. Maka, sudah sapatutnya kita bertindak mendukung kebijakan pemerintah ini. Karena,  jika hanya pemerintah saja yang bergerak sedangkan masyrakatnya hanya menonton saja dan tidak memberi dukungan, tidak mustahil jika kondisi perpustakaan di negeri ini akan jalan di tempat dan tidak akan mampu untuk mengejar negara-negara maju yang telah jauh memimpin di depan. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Kita, sebagai salah satu bagian dari masyarakat negeri ini dapat ikut serta untuk melakukan langkah-langkah konkrit  memajukan dunia perpustakaan di negeri ini. Kita dapat mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan menerapkan langkah 2P di daerah kita. Apa itu langkah 2P? Langkah 2P adalah langkah pengelolaan dan penumbuhan.
P yang pertama adalah pengelolaan perpustakaan yang baik akan mampu merubah paradigma sebagian masyarakat kita yang mengaggap perpustakaan sebagai tempat yang membosankan dan tempat  yang angker untuk didatangi, menjadi anggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat yang menjanjikan dan menyenangkan untuk dikunjungi. Kita mulai dengan perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekitar kita. Misalnya perpustakaan di sekolah.
Menurut pandangan dari berbagai pihak, perpustakaan sekolah yang ada di daerah kita belumlah dapat disebut 100%  layak, baik dari segi sarana dan prasarana maupun pelayanannya. Di daerah kita, perpustakaan sekolah belumlah dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi siswa dan siswi di sekolah tersebut untuk menggali ilmu di perpustakaan yang ada di sekolah mereka. Masalahnya beragam. Mulai dari masalah kebersihan perpustakaan, kelengkapan buku-buku di perpustakaan tersebut, hingga penataan ruangan yang masih kacau balau. Hal ini, membuat image perpustakaan sebagai “jantung pendidikan” sama sekali belum dapat dirasakan bahkan mungkin belum diketahui oleh pelajar-pelajar di daerah kita. Belum lagi ditambah dengan pelayanan perpustakaan yang bahkan disuatu sekolah di daerah kita, perpustakaan hanya buka rata-rata 1 kali dalam 2 minggu. hal ini semakin membuat para generasi muda kita jauh dari “jantung pendidikan mereka”.
Mari para pemerhati pendidikan, tenaga pengajar dan pendidik, dan teman-temanku generasi muda penerus bangsa,  kita ciptakan kondisi perpustakaan yang ideal di daerah kita ini. Agar, para pelajar di daerah kita dapat merasakan denyutan ”Jantung pendidikan mereka”.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
P yang kedua adalah Penumbuhan. Mari, kita tumbuhkan budaya membaca di tengan masyarakat kita. Kita ubah paradigma masyarakat yang memandang sebelah mata akan membaca. Kita sebarkan kepada orang-orang di sekitar kita bahwa mambaca mempunyai banyak manfaat. Membaca memiliki buah-buah yang manis, yang akan merubah kehidupan menjadi lebih baik. Kita pupuk hati orang-orang di sekitar kita untuk selalu cinta akan membaca. Kita gaungkan gerakan cinta membaca di daerah kita ini dan di negeri ini. Kita mulai dari diri kita sendiri, kemudian kita sebarkan ke keluarga kita, teman-teman kita, tetangga-tetangga kita, kemudian kita sebarkan ke masyarakat luas bahwa “Membaca adalah nadi pendidikan dan perpustakaan adalah jantungnya”.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Memang tidak mudah untuk melakukannya. Tidak semudah yang saya katakan. Tapi, meskipun banyak sekali hambatan dan rintangan untuk melakukannya. Banyak jalan terjal dan berliku yang harus dilewati. Tapi percayalah bahwa apa yang kita ingin ubah menjadi lebih baik, apa yang kita perjuangkan pasti akan berhasil. Percayalah, sekecil apapun usaha kita, pasti usaha tersebut akan berbuah manis dimasa yang akan datang. Dan percayalah, bahwa Tuhan akan membantu hamba-hambanya yang berbuat kebaikan.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Maka dapat kita simpulkan bahwa, kegiatan membaca memiliki manfaat dan pengaruh yang besar dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat. Dan, perpustakaan sebagai pusat kegiatan membaca dapat membuka jembatan ilmu pengetahuan menuju masyarakat cerdas yang akhirnya dapat membuat negara ini menjadi negara besar dan maju. Dengan kewenangan dan kebijakan dari pemerintah dan dengan dukungan dari kita, masyarakat negeri ini, mari kita satukan tekad, gandengkan tangan, dan menatap ke depan menuju masyarakat Indonesia yang cerdas dan maju. Dengan menumbuhkan budaya membaca dan pengembangan perpustakaan secera serius serta berkelanjutan. Kita lakukan sekarang, tidak esok, tidak lusa, dan tidak tahun depan. Tapi kita kita lakukan hari ini juga, detik ini juga. Karena bukan 1000 tahun yang akan datang yang akan menentukan Indonesia pada hari ini. Tapi, hari inilah yang menentukan Indonesia di 1000 tahun yang akan datang.
Demikian pidato yang saya sampaikan. Mohon ma’af atas segala kekurangan dan trima kasih atas segala perhatiannya. Semoga dapat bermanfaat.
Walaikum salam wr.wb.



Hak Cipta SMA Negeri 3 Selat Kab.KAPUAS
Pembimbing : Drs. Fahrianoor Iswani (Guru SMA Negeri 3 Selat Kab.KAPUAS)
Oleh             : Arya Bintara Eka Saputra (XI IPA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar