Jumat, 24 Mei 2013

Meniup makanan atau minuman panas, Bahayakah?"



Ilmu Agama dan Kimia

Meniup Makanan Atau Minuman Panas, Bahayakah?

            Meniup makanan atau minuman yang masih panas agar dapat segera dimakan adalah sesuatu yang sangat umum dilakukan . Alasan lain yang sering dikemukakan ialah  agar gigi tidak mudah rusak Karena makanan panas. Kegiatan meniup makanan dan minuman ketika masih panas mungkin telah menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
            Namun, sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam tidak menganjurkan kepada kita untuk meniup makanan atau minuman ketika masih panas sebalum memakannya. Bukan hanya itu jika dilihat dari segi kesehatan, meniup makanan panas sebelum memakannya juga merupakan sesuatu yang tidak baik bagi tubuh banhkan bahkan dapat mengancam jiwa. Berikut panjelasannya.

Hadist Larangan Meniup Makanan Dan Minuman Panas



            Dalam hadist, Ibnu Abbas menuturkan “ Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa salam melarang bernafas dalam bejana  minuman atau meniupnya”. (H.R. At-Turmudzi dan disahihkan oleh Al-Albani).
            Dari Asma binti Abu Bakar, sesungguhnya beliau membuat roti tsarid, wadahnya beliau tutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Sesungguhnya makanan yang tidak panas lebih besar berkahnya.’.” (H.R. Hakim no 7124).

Bahaya Meniup makanan dan minuman ketika panas

            Semua orang yang mengerti tentang ilmu alam, pasti mengetahui bahwa zat yang dihirup saat manusia bernafas adalah O2 dan gas yang dikeluarkan oleh tubuh atau dihembuskan ialah  gas CO2. Tentunya, ketika kita meniup makanan atau minuman, gas yang kita keluarkan adalah CO2 sebagai hasil dari proses bernafas kita sebelum meniup makanan. Sementara itu, makanan panas atau minuman panas masih mengeluarkan uap air atau dalam bahasa kimia disebut H2O.
            Menurut reaki kimia yang pasti telah dipelajari oleh para siswa SMA di kelas XI, jika gas CO2 bereaksi dengan uap air atau H2O maka akan membentuk senyawa asam karbonat( carbon acid) yang bersifat asam.
            Perlu kita ketahui bersama bahwa di dalam darah terdapat H2CO3 yang berperan dalam mengatur pH(tingkat keasaman) di dalam darah. Darah merupakan larutan Buffer yaitu larutan yang dapat mempertahankan pH atau tingkat keasaman miliknya. Dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjungsinya berupa HCO3-  sehingga darah memilika pH sebasar 7,35-7,45.Tubuh menggunakan penyangga pH(buffer) dalam darah sebagai pelindung jika terjadi perubahan terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Jika terjadi kelainan dengan mekanisme yang sempurna ini, tentu dapat menyebabkan suatu dampak negative bagi kita. Kelainan asam basa dalam darah sering disebut dengan istilah asidosis dan alkalosis.
            Asidosis merupakan suatu kondisi dimana darah terlalu banyak mengandung asam atau terlalu sedikit mengandung basa dimana pH darah menjadi turun. Sedangkan alkalosis merupakan keadaan terbalik dari asidosis, dimana darah terlalu banyak mengandung basa dan terlalu sedikit mengandung asam, dimana pH darah semakin meningkat.
            Kita kembali ke permasalahan awal. Ketika kita meniup makanan atau minuman yang masih panas, karbonoksida atau CO2 yang kita keluarkan akan berikatan dengan uap air dari makanan yang akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3 tadi. Asam karbonat ini, akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita. Yang dalam hal ini akan menimbulkan asidosis yang artinya membuat pH dalam darah kita menjadi menurun atau dengan kata lain membuat darah kiat menjadi asam.
            Seiring dengan semakin asamnya darah kita, maka pernafasan akan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebgai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida atau CO2. Hal ini juga akan berpengaruh pada ginjal, sebab ginjal akan mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Namun, 2 mekanisme tadi tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, semakin mengantuk, semakin mual, dan merasa kebingungan. Jika asidosis semakin memburuk,tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma, bahkan kematian.

            Dampak negative yang ditimbulkan dari meniup makanan panas sebelum makan ternyata banyak juga ya! Maka sepatutnya kita menjadi orang yang lebih bijak, dengan menunggu mekanan hingga dingin ketika ingin memekannya serta agar kita dapat memperoleh berkah yang besar dari makanan yang kita makan. Dan bersyukurlah, bagi kata yang masih diberikan keselamatan meskipun sering meniup makanan panas sebelum memakannya. Mulailah dari sekarang untuk merubah kebiasaan buruk kita.
S Semoga Bermanfaat. G
SALAM ANAK GALAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar