Ilmu Agama dan Kimia
Meniup Makanan Atau Minuman Panas, Bahayakah?
Meniup
makanan atau minuman yang masih panas agar dapat segera dimakan adalah sesuatu
yang sangat umum dilakukan . Alasan lain yang sering dikemukakan ialah agar gigi tidak mudah rusak Karena makanan
panas. Kegiatan meniup makanan dan minuman ketika masih panas mungkin telah
menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
Namun,
sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam tidak menganjurkan kepada
kita untuk meniup makanan atau minuman ketika masih panas sebalum memakannya.
Bukan hanya itu jika dilihat dari segi kesehatan, meniup makanan panas sebelum
memakannya juga merupakan sesuatu yang tidak baik bagi tubuh banhkan bahkan
dapat mengancam jiwa. Berikut panjelasannya.
Hadist Larangan Meniup Makanan Dan
Minuman Panas
Dalam hadist, Ibnu
Abbas menuturkan “ Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa salam melarang
bernafas dalam bejana minuman atau
meniupnya”. (H.R. At-Turmudzi dan disahihkan oleh Al-Albani).
Dari
Asma binti Abu Bakar, sesungguhnya beliau membuat roti tsarid, wadahnya beliau
tutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Sesungguhnya makanan yang
tidak panas lebih besar berkahnya.’.” (H.R. Hakim no 7124).
Bahaya Meniup makanan dan minuman
ketika panas
Semua
orang yang mengerti tentang ilmu alam, pasti mengetahui bahwa zat yang dihirup
saat manusia bernafas adalah O2 dan gas yang dikeluarkan oleh tubuh
atau dihembuskan ialah gas CO2.
Tentunya, ketika kita meniup makanan atau minuman, gas yang kita keluarkan
adalah CO2 sebagai hasil dari proses bernafas kita sebelum meniup
makanan. Sementara itu, makanan panas atau minuman panas masih mengeluarkan uap
air atau dalam bahasa kimia disebut H2O.
Menurut
reaki kimia yang pasti telah dipelajari oleh para siswa SMA di kelas XI, jika
gas CO2 bereaksi dengan uap air atau H2O maka akan
membentuk senyawa asam karbonat( carbon acid) yang bersifat asam.
Asidosis merupakan
suatu kondisi dimana darah terlalu banyak mengandung asam atau terlalu sedikit
mengandung basa dimana pH darah menjadi turun. Sedangkan alkalosis merupakan
keadaan terbalik dari asidosis, dimana darah terlalu banyak mengandung basa dan
terlalu sedikit mengandung asam, dimana pH darah semakin meningkat.
Kita kembali ke
permasalahan awal. Ketika kita meniup makanan atau minuman yang masih panas,
karbonoksida atau CO2 yang kita keluarkan akan berikatan dengan uap
air dari makanan yang akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3
tadi. Asam karbonat ini, akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita.
Yang dalam hal ini akan menimbulkan asidosis yang artinya membuat pH dalam
darah kita menjadi menurun atau dengan kata lain membuat darah kiat menjadi
asam.
Seiring dengan semakin
asamnya darah kita, maka pernafasan akan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebgai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida atau CO2. Hal ini juga akan
berpengaruh pada ginjal, sebab ginjal akan mengeluarkan lebih banyak asam dalam
air kemih. Namun, 2 mekanisme tadi tidak akan berguna jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa,
semakin mengantuk, semakin mual, dan merasa kebingungan. Jika asidosis semakin
memburuk,tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma, bahkan kematian.
Dampak negative yang
ditimbulkan dari meniup makanan panas sebelum makan ternyata banyak juga ya!
Maka sepatutnya kita menjadi orang yang lebih bijak, dengan menunggu mekanan
hingga dingin ketika ingin memekannya serta agar kita dapat memperoleh berkah
yang besar dari makanan yang kita makan. Dan bersyukurlah, bagi kata yang masih
diberikan keselamatan meskipun sering meniup makanan panas sebelum memakannya.
Mulailah dari sekarang untuk merubah kebiasaan buruk kita.
S Semoga Bermanfaat. G
SALAM ANAK GALAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar