Salam Anak Galam,
Kali ini siswa SMAN-3 Selat Kab.Kapuas ingin berbagi pengalaman dalam lomba pidato di kantor perpustakaan, Arsip, Dokumentasi Kab.KAPUAS tahun 2013.
Alhamdulilah Naskah ini berhasil meraih juara ke-2 dalam lomba tersebut.
Pidato ini ditunjukan kepada seluruh masyarakat
Indonesia yang ingin membudayakan kegiatan membaca dan mengembangkan
perpustakaan di daerahnya.
Keyword : Pidato, Perpustakaan, budaya membaca,
membaca, pendidikan, lomba pidato, perpustakaan mencerdaskan masyarakat, naskah pidato
CEKIDOT
_____________________________________________________________________________
Tingkatkan
Budaya Membaca dengan Mengunjungi Perpustakaan
Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Kepala kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumen Kabupaten Kapuas, yang terhormat dewan juri lomba pidato tingkat SMA/MA
se-kabupaten Kapuas. Dan yang berbahagia, teman-teman peserta lomba pidato
tingkat SMA/MA se-kabupaten Kapuas.
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kita dapat berkumpul di
tempat ini dalam rangka Lomba Pidato tingkat SMA/MA se-kabupaten Kapuas tahun
2013 dengan keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah
pidato dengan judul “Tingkatkan Budaya Membaca dengan Mengunjungi Perpustakaan”.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, kegiatan
membaca merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan cakrawala ilmu pengetahuan dan
tingkat intelektualitas seseorang. Dengan membaca kita dapat memperoleh beragam
manfaat, seperti peningkatan konsentrasi, peningkatan daya ingat, terbangunnya
kepercayaan diri, berkembangnya kreatifitas diri, dan masih banyak lagi manfaat
yang dapat kita peroleh dari kegiatan membaca.
Dengan membaca, wawasan dan pola pemikiran akan berubah tajam yang
akhirnya dapat meningkatkan kualitas diri secara optimal.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Sehubungan dengan manfaatnya yang berlimpah,
kegiatan membaca adalah salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Bagi orang-orang yang cinta akan membaca misalnya kaum intelektual,
membaca merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi setiap harinya. Bagi
mereka, membaca merupakan nasi yang wajib disantap setiap hari. Inilah persepsi
dari masyarakat yang tingkat kecerdasannya tergolong tinggi, yang selalu
menganggap kegiatan membaca merupakan bagian dari dirinya. Orang-orang seperti
ini selalu menganggap bahwa setiap waktu yang kosong haruslah diisi dengan
membaca.
Ya! Karena membaca memang dapat dilakukkan di mana
saja. Namun bagi mereka, ada satu tempat yang mereka anggap dan jadikan sebagai
pusat kegiatan membaca, yaitu perpustakaan. Bagi mereka, perpustakaan merupakan
ladang emas yang harus digali pada setiap kesempatan yang ada. Dengan
menggunakkan alat yang disebut “membaca”.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Perpustakaan memang merupakan pusat kegiatan
membaca. Perpustakaan memainkan peranan penting sebagai jembatan menuju
penguasaan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan memberikan kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang
ilmu pengetahuan. Bahkan di lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan dianggap
sebagai jantung pendidikan.
Ya! memang tak salah jika ada istilah bila
“perpustakaan merupakan jantung pendidikan”. Memang, mendapatkan informasi
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja seperti menggunakan fasilitas
internet, siaran televisi, siaran radio, surat kabar, dan lain sebagainya.
Namun, semua sumber informasi
tersebut hanya bersifat sementara. Artinya, ketika mengakses atau menerima
informasi dari televisi atau radio yang kita lakukan hanya melihat dan mendengar
saja. Begitu juga surat kabar, kita hanya sekedar membaca hal-hal yang penting
saja setelah itu surat kabar tersebut menjadi alas tempat duduk, pembungkus
makanan, atau hanya dibuang begitu saja. Begitu juga dengan menggunakan
fasilitas internet mungkin kita hanya melihat informasi yang terbaru saja yang
kita anggap penting.
Tetapi jika kita berkunjung ke perpustakaan,
bermacam-macam informasi tentang ilmu pengetahuan bisa kita dapatkan. Mulai
dari informasi yang sudah lama beredar hingga informasi terkini yang baru saja
beredar. Itulah salah satunya kelebihan perpustakaan, yang mempertegas
kedudukannya sebagai pusat kegiatan membaca.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kegiatan membaca
dapat meningkatkan kecerdasan masyarakat, tentu Perpustakaan sebagai pusat
kegiatan membaca memiliki peranan yang besar dalam peningkatan minat baca masyarakat,
peningkatan pola pikir, dan tingkat kecerdasan masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat terlihat pada masyarakat di
negara-negara maju, misalnya saja Jepang. Masyarakat Jepang rata-rata ber-IQ
tinggi dan hampir tidak ditemukan lagi yang buta huruf. Dan yang lebih
mengejutkan lagi, murid-murid SMA di Jepang memiliki skore di bidang matematika
dan sains lebih tinggi daripada murid-murid SMA di Amerika Serikat. Ini bisa
terjadi tidak lepas dari kebijakan pemerintah Jepang pada tahun 1945 yang
secara serius mencanangkan program pemberantasan buta huruf dan buta teknologi
serta pengembangan perpustakaan di negara tersebut. Keberhasilan kebijakan
pemerintah Jepang yang hasilnya dapat dilihat sekarang, juga tidak lepas dari
dukungan masyarakat Jepang untuk bangkit dari keterpurukan setalah perang dunia
ke-2.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Dengan satu fakta itu saja, kita bisa melihat
bagaimana pengaruh pengembangan pendidikan dan perpustakaan yang dilakukan
secara serius dapat menghasilkan masyarakat yang cerdas dan negara yang kuat di
bidang pendidikan maupun ekonomi. Lalu bagaimana dengan masyarakat kita. Menurut data dari OECD di tahun 2009, budaya
membaca di kalangan masyarakat Indonesia menempati urutan terbawah dari 52
negara di kawasan Asia Timur. Kemudian, tingkat buta huruf di kalangan masyarakat
Indonesia mencapai 10 %.
Data-data ini menunjukan bahwa kecintaaan masyarakat
Indonesia akan membaca tergolong masih sangat rendah, jauh di bawah
negara-negara tetangga kita. Tentu jika minat membaca masyarakat Indonesia
rendah, praktis tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke perpustakaan juga
rendah. Bahkan menurut sebuah survei, tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke
perpustakaan hanya berkisar 10-20% dari jumlah penduduk yang ada sekarang. Presentase ini sungguh jauh di bawah negara
maju yang tingkat kunjungan masyarakatnya ke perpustakaan mencapai 70%-80%.
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Miris memang melihat keadaan negeri yang kita cintai
ini begitu tertinggal dari negara lainnya. Miris melihat masyarakat kita yang
masih terkebalakang dari masyarakat di luar negeri khususnya masyarakat di
negara maju. Kemudian, apakah kita hanya berdiam diri saja melihat kondisi seperti
ini? Apakah kita hanya meratapi nasib tanpa berbuat sesuatu untuk memperbaiki
keadaan ini?
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Pemerintah telah memberlakukan UU no. 43 tahun 2007
yang mengatur penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia.
Selain menjadi sumber hukum, UU ini juga dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Dengan diberlakukannya
Undang-undang ini, telah terlihat bahwa pemerintahan kita mulai serius
membenahi masalah minimnya budaya membaca di kalangan masyarakat Indonesia dan
masalah-masalah yang menyelimuti dunia perpustakaan Indonesia. Lalu, apakah
kita hanya menonton saja sepak terjang pemerintah ini dan hanya berharap jika
kebijakan pemerintah ini akan berhasil?
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Kita sebagai masyarakat Indonesia. Kita sebagai
salah satu bagian dari negara ini, tentu memiliki tanggung jawab yang sama
untuk memajukan negara ini, menjadikan negara ini negara yang besar, negara
yang cerdas, negara yang masyarakatnya mampu untuk bersaing dengan masyarakat
di negara-negara lain. Maka, sudah sapatutnya kita bertindak mendukung
kebijakan pemerintah ini. Karena, jika
hanya pemerintah saja yang bergerak sedangkan masyrakatnya hanya menonton saja
dan tidak memberi dukungan, tidak mustahil jika kondisi perpustakaan di negeri
ini akan jalan di tempat dan tidak akan mampu untuk mengejar negara-negara maju
yang telah jauh memimpin di depan. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang
berbahagia.
Kita, sebagai salah satu bagian dari masyarakat negeri
ini dapat ikut serta untuk melakukan langkah-langkah konkrit memajukan dunia perpustakaan di negeri ini. Kita
dapat mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan menerapkan langkah 2P di
daerah kita. Apa itu langkah 2P? Langkah 2P adalah langkah pengelolaan dan
penumbuhan.
P yang pertama adalah pengelolaan perpustakaan yang
baik akan mampu merubah paradigma sebagian masyarakat kita yang mengaggap
perpustakaan sebagai tempat yang membosankan dan tempat yang angker untuk didatangi, menjadi anggapan
bahwa perpustakaan merupakan tempat yang menjanjikan dan menyenangkan untuk dikunjungi.
Kita mulai dengan perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekitar kita. Misalnya
perpustakaan di sekolah.
Menurut pandangan dari berbagai pihak, perpustakaan
sekolah yang ada di daerah kita belumlah dapat disebut 100% layak, baik dari segi sarana dan prasarana
maupun pelayanannya. Di daerah kita, perpustakaan sekolah belumlah dapat
menciptakan kondisi yang kondusif bagi siswa dan siswi di sekolah tersebut
untuk menggali ilmu di perpustakaan yang ada di sekolah mereka. Masalahnya
beragam. Mulai dari masalah kebersihan perpustakaan, kelengkapan buku-buku di perpustakaan
tersebut, hingga penataan ruangan yang masih kacau balau. Hal ini, membuat
image perpustakaan sebagai “jantung pendidikan” sama sekali belum dapat
dirasakan bahkan mungkin belum diketahui oleh pelajar-pelajar di daerah kita.
Belum lagi ditambah dengan pelayanan perpustakaan yang bahkan disuatu sekolah
di daerah kita, perpustakaan hanya buka rata-rata 1 kali dalam 2 minggu. hal
ini semakin membuat para generasi muda kita jauh dari “jantung pendidikan
mereka”.
Mari para pemerhati pendidikan, tenaga pengajar dan
pendidik, dan teman-temanku generasi muda penerus bangsa, kita ciptakan kondisi perpustakaan yang ideal
di daerah kita ini. Agar, para pelajar di daerah kita dapat merasakan denyutan
”Jantung pendidikan mereka”.
Dewan
juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
P yang kedua adalah Penumbuhan. Mari, kita tumbuhkan
budaya membaca di tengan masyarakat kita. Kita ubah paradigma masyarakat yang
memandang sebelah mata akan membaca. Kita sebarkan kepada orang-orang di
sekitar kita bahwa mambaca mempunyai banyak manfaat. Membaca memiliki buah-buah
yang manis, yang akan merubah kehidupan menjadi lebih baik. Kita pupuk hati
orang-orang di sekitar kita untuk selalu cinta akan membaca. Kita gaungkan
gerakan cinta membaca di daerah kita ini dan di negeri ini. Kita mulai dari
diri kita sendiri, kemudian kita sebarkan ke keluarga kita, teman-teman kita,
tetangga-tetangga kita, kemudian kita sebarkan ke masyarakat luas bahwa “Membaca
adalah nadi pendidikan dan perpustakaan adalah jantungnya”.
Dewan
juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Memang tidak mudah untuk melakukannya. Tidak semudah
yang saya katakan. Tapi, meskipun banyak sekali hambatan dan rintangan untuk
melakukannya. Banyak jalan terjal dan berliku yang harus dilewati. Tapi
percayalah bahwa apa yang kita ingin ubah menjadi lebih baik, apa yang kita
perjuangkan pasti akan berhasil. Percayalah, sekecil apapun usaha kita, pasti
usaha tersebut akan berbuah manis dimasa yang akan datang. Dan percayalah,
bahwa Tuhan akan membantu hamba-hambanya yang berbuat kebaikan.
Dewan
juri yang saya hormati, hadirin yang berbahagia.
Maka dapat kita simpulkan bahwa, kegiatan membaca
memiliki manfaat dan pengaruh yang besar dalam meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Dan, perpustakaan sebagai pusat kegiatan membaca dapat membuka
jembatan ilmu pengetahuan menuju masyarakat cerdas yang akhirnya dapat membuat
negara ini menjadi negara besar dan maju. Dengan kewenangan dan kebijakan dari
pemerintah dan dengan dukungan dari kita, masyarakat negeri ini, mari kita
satukan tekad, gandengkan tangan, dan menatap ke depan menuju masyarakat
Indonesia yang cerdas dan maju. Dengan menumbuhkan budaya membaca dan
pengembangan perpustakaan secera serius serta berkelanjutan. Kita lakukan
sekarang, tidak esok, tidak lusa, dan tidak tahun depan. Tapi kita kita lakukan
hari ini juga, detik ini juga. Karena bukan 1000 tahun yang akan datang yang
akan menentukan Indonesia pada hari ini. Tapi, hari inilah yang menentukan
Indonesia di 1000 tahun yang akan datang.
Demikian pidato yang saya sampaikan. Mohon ma’af
atas segala kekurangan dan trima kasih atas segala perhatiannya. Semoga dapat
bermanfaat.
Walaikum salam wr.wb.
Hak
Cipta SMA Negeri 3 Selat Kab.KAPUAS
Pembimbing : Drs. Fahrianoor Iswani (Guru SMA Negeri 3 Selat Kab.KAPUAS)
Oleh
: Arya Bintara Eka Saputra (XI IPA)